Menu

  • Home
  • PROPIL
    • Visi Dan Misi
    • Tema dan Subtema
    • Target & Barchat Renstra 2021-2022
    • Pendirian
      • Sejarah GKPA
      • Naskah Panjaeon
      • Tata Gereja dan Tata Laksana
      • Penjelasan Logo
    • Statistik GKPA
    • Mitra GKPA
      • Mitra Dalam Negeri
      • Mitra Luar Negeri
    • Yayasan Dan Lembaga
      • Panti Asuhan Debora Silangge
      • SMK Abdi Masyarakat
      • SMP Aek Bingke
      • BPKM Muara Sipongi
    • Parhobas
      • Parhobas Kantor Pusat
      • Parhobas Na Gok
  • Berita
    • Terbaru
    • Artikel
    • Pengumuman
    • Haul Na Marboho
    • Ayat Dohot Ende
    • Partangiangan Bona Taon
  • Galeri
    • Video
    • Foto
  • BAHAN PA
    • Bahan PA Sekolah Minggu
    • Bahan PA Remaja
    • Bahan PA Pemuda
    • Bahan PA Perempuan
    • Bahan PA Kaum Bapak
    • Bahan PA Lansia
  • Pimpinan Sinode GKPA
    • Ephorus
    • Sekjend
    • Biro I Umum
    • Biro II Keuangan
    • Biro III PWG
    • Biro IV Usaha Jasa
    • Biro V Hukum
  • Web Mail
  • Log in

Renungan hari ini: “MENGHILANGKAN PRASANGKA” (Mazmur 19:13)

Renungan hari ini:

“MENGHILANGKAN PRASANGKA”

 

Mazmur 19:13 (TB) "Siapakah yang dapat mengetahui kesesatan? Bebaskanlah aku dari apa yang tidak kusadari"

Psalms 19:13(NET) "Who can know all his errors? Please do not punish me for sins I am unaware of"

Prasangka adalah sikap yang perlu kita hindari. Jauh lebih baik berpikir posisif. Hal itu dialami Daud sejak ia mengalahkan Goliat, dan selalu berjaya di semua medan. Daud menjadi idola, dipuja seluruh bangsa. Sejak itu, Saul menganggapnya ancaman bagi takhta. “Akhir-akhirnya, jabatan raja itu pun jatuh kepadanya,” kata Saul berprasangka (ay. 8b). Secuil pun tak ada bukti bahwa Daud ingin merebut takhta. Daud justru berulang kali membebaskan Saul dari bahaya. Namun, Saul tak henti berprasangka, dan tak henti membenci Daud (ay. 9).  

Kita pun mudah berprasangka. Seperti tampak pada Saul, prasangka adalah anggapan tanpa bukti, yang diyakini sebagai kebenaran, yang menolak semua koreksi. Orang yang berprasangka tidak mengakui bahwa ia berprasangka. Jika kita berprasangka, kita berprasangka bahwa prasangka kita bukan prasangka. Dan, siapa pun mengoreksi prasangka kita akan kita prasangkai sebagai orang yang berprasangka kepada kita.  

Meminjam istilah pemazmur, prasangka adalah “kesesatan yang tidak disadari” (Mzm. 19:13). Sangat sulit ia hilang. Prasangka hilang dari hati kita hanya jika kita menghendakinya untuk hilang. Jika tidak, tak ada harapan. Saul adalah contoh. Ketulusan Daud, bertubi pertolongan Daud, tak membuat Saul membuang prasangkanya. Mengapa? Karena Saul tidak ingin membuang prasangkanya. Saul menikmati prasangkanya.  Menyadari betapa seriusnya prasangka, dan betapa sulitnya terbebas dari itu, pemazmur memohon kepada Tuhan, “Bebaskanlah aku dari apa yang tidak kusadari.” Memohon Tuhan berkenan menolongnya menyadari prasangkanya, dan menolongnya mau membuang prasangkanya. 

Untuk jenis kesalahan atau kesesatan yang tersembunyi ini (baca: prasangka), kita bisa meminta Tuhan untuk memeriksa dan membebaskan kita. Untuk itu dibutuhkan sebuah kerelaan untuk diperiksa oleh Tuhan. Bereskan terlebih dahulu segala dosa yang kita sadari, kemudian bukalah hati sepenuhnya untuk diperiksa oleh Tuhan, agar jangan sampai ada masalah yang mungkin sudah berakar di dalam diri kita tapi belum kita sadari. Dosa yang dibiarkan ada dalam diri kita, baik yang nyata-nyata kita sadari, kita tolerir untuk terus ada atau yang tidak kita ketahui tetap sama. Semua itu bisa membuat hubungan kita terputus dari Tuhan. Dalam Mazmur kita bisa melihat kesadaran mengenai hal ini. "Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar." (Mzm. 66:18). Yesaya pun mengingatkan "tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu" (Yes. 59:2). Artinya, berapapun ukuran dari dosa kita, terlihat atau tidak, disadari atau tidak, semua itu akan membuat kita luput dari penyertaan Tuhan. 

Daud berkali-kali berseru meminta Tuhan untuk menyucikan dirinya dari segala dosa. "Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku" (Mzm. 26:1), "Selidikilahaku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!" (Mzm. 139:23-24), atau "Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!" (Mzm. 51:12). Ini semua adalah seruan yang bagi saya cukup berani, karena Daud tentu sudah membereskan terlebih dahulu segala dosa yang ia sadari dari dalam hatinya sebelum meminta Tuhan untuk menguji dirinya. Tuhan siap untuk menguji diri kita, memeriksa kita dan menyucikan kita, bahkan dari yang tersembunyi sekalipun. Tapi kita harus terlebih dahulu membereskan segala sesuatu yang masih bisa kita sadari. Lakukan perenungan menyeluruh, periksa hati kita terlebih dahulu dan bereskanlah semuanya yang kita ketahui masih menghambat pertumbuhan rohani dan kedekatan kita dengan Tuhan. Dan setelah itu ijinkan Tuhan masuk memeriksa segala hal yang tersembunyi di dalam diri kita. Dosa yang tidak kita sadari tetaplah sebuah dosa yang memiliki potensi membahayakan hidup dan keselamatan kita kelak, karena itu pastikan bahwa tidak ada noda apapun yang masih tersisa mengotori hati kita. Karena itu, sadarilah bahwa dosa yang tidak kita sadari tetaplah sebuah dosa yang sama berbahayanya. (rsnh) 

Selamat berakhir pekan dan besok kita beribadah kepada TUHAN

By : RSNHARAHAP, 2022-06-18

Unit Usaha

    YOUTUBE GKPA

    GKPA - LINKS

    • GKPA MEDAN BARAT
    • GKPA Distrik IV
    • PEKABARAN INJIL GKPA
    • IG SIOBAN BARITA
    • FACEBOOK GKPA
    • TWITTER GKPA
    • YOUTUBE GKPA
    • Donwload Pesan Natal 2021
    • Donwload Ibadah Keluarga 2022

BERITA SEBELUMNYA

  • Kotbah Minggu 9 Setelah Trinitatis Minggu, 14 Agustus 2022: “MENGIKUT YESUS SECARA TOTAL”
  • Renungan hari ini: “BERBALIK DAN BERTOBAT KEPADA TUHAN” (1 Samuel 7:3)
  • Renungan hari ini: “KITA MENERIMA KASIH KARUNIA” (Yohanes 1:16)
  • Renungan hari ini: “TUHAN MEMBUAT KAKIKU SEPERTI RUSA” (Habakuk 3:19)
  • Renungan hari ini: “MENGAPA TAKUT DAN TIDAK PERCAYA” (Markus 4:40
  • Renungan hari ini: “TEPUNG DAN MINYAK TIDAK BERKURANG” (1 Raja-raja 17:16)
  • Renungan hari ini: “JANGAN TAKU! TERUSLAH MEMBERITAKAN FIRMAN” (Kisah Para Rasul 18:9-10)
  • Kotbah Minggu 8 Setelah Trinitatis Minggu, 07 Agustus 2022: "ALLAH SENDIRILAH HAKIM”
  • Renungan hari ini: “NUBUAT AKHIR ZAMAN” (Zakharia 14:7)
  • Renungan hari ini: “DIBENCI KARENA NAMA YESUS” (Markus 13:13)
  • Renungan hari ini: “TUHAN MELEPASKAN KITA DARI SEGALA DOSA” (Yehezkiel 36:29)
  • Renungan hari ini: “ALFA DAN OMEGA” Wahyu 1:8)
  • Renungan hari ini: “TUHAN MENYEMBUHKAN KITA” (Yeremia 30:17)
  • Renungan hari ini: “TUHAN MELEPASKAN KITA DARI USAHA YANG JAHAT” (2 Timotius 4:18)
  • Kotbah Minggu 7 Setelah Trinitatis Minggu, 31 Juli 2022: "HIKMAT YANG DARI ATAS”
  • Renungan hari ini: “MENCERITAKAN PERBUATAN AJAIB TUHAN” (Mazmur 78:3-4)
  • Renungan hari ini: “KARAKTER YANG BERBEDA” (Yohanes 10:10)
  • Renungan hari ini: “BERSIAP, BANGKIT, DAN SAMPAIKAN” (Yeremia 1:17)
  • Renungan hari ini: “DIPERDAMAIKAN DENGAN ALLAH” (2 Korintus 5:18 )
  • Renungan hari ini: “TUHAN MEMBERIKAN KEKUATAN” (Mazmur 29:11)

Kantor Pusat GKPA

Jl. Teuku Umar No. 102.
Padangsidimpuan, 22722
Sumatera Utara, Indonesia
Email : kp_gkpa@yahoo.com
HP / WA : 0813 9730 3663
Fax : (0634) 22751
Copyright admin@gkpa.or.id - 2016